Sunday, June 14, 2009

Talkshow Entrepreneur di FMIPA UI

Pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2009 kemarin seharian saya ikut talkshow dengan tema Entrepreneurship In Science To gEt Income (Einstein) di Auditorium FMIPA UI dengan pembicara utamanya adalah Ibu Moeryati Sudibyo (owner Mustika Ratu), Pak Made (owner Edam burger), Ibu Dra. Erlin ( PT. Kavera UI) dan Yayan Saputra (founder Einvest Institute, owner gerai teh Health tea).

Pembicara pertama adalah Ibu Moeryati Sudibyo (owner Mustika Ratu), beliau menjelaskan tentang istilah entrepreneur dari segi akademis. Beliau juga menjelaskan tentang tip-tip dan pengalamannya membangun Mustika Ratu dari nol.
[Ibu Mooryati Soedibyo]
Mustika Ratu yang didirikannya tahun 1973 ini berawal dari rumahnya dengan karyawan 2 orang pembantu rumah tangga. Menurut beliau mengapa bisnis kecantikan yang ditekuninya karena beliau dibesarkan di lingkungan keraton dan di keraton sering diberi pengetahuan tentang khasiat tumbuh-tumbuhan untuk kesehatan dan kecantikan dari keluarganya. Karena background beliau adalah sastra Inggris, ilmu bisnisnya dipelajari secara otodidak.

Wanita kelahiran tahun 1928 ini meskipun sudah sepuh tapi tetap tampil cantik dan enerjik. Selain mengelola perusahaannya, beliau juga sebagai Wakil Ketua MPR RI tahun 2004-2009. Yang lebih mengagetkan lagi adalah beliau pada usia 76 tahun tercatat sebagai mahasisa S3 di Universita Indonesia dan menyandang gelar doktornya pada usia 80 tahun. Sungguh luar biasa.

Pembicara kedua adalah
Pak Made (owner Edam burger). Dengan gaya bahasanya yang ceplas-ceplos beliau menuturkan kisah hidupnya sebagai perantau dari Bali yang berjuang di Jakarta.

Menurutnya, karena background pendidikannya yang hanya STm Bangunan, selama hidup di Jakarta bekerja serabutan. Pernah sebagai penjual telur, kuli bangunan, sopir omprengan bahkan sebagai preman.

Pada tahun 1990 beliau mulai merintis usaha burger dengan gerobak sepeda roda tiga. Dengan modal sekadarnya, Made pun mulai berkeliling berjualan burger. Awalnya orang tak berani mendekat karena mengira harga burger mahal. Namun setelah tahu harganya terjangkau, baru mereka mau membeli. Sejak itu usaha Made berkembang pesat. “Dua gerobak saya itu ibarat suami-istri yang beranak-pinak. Dalam tempo empat tahun gerobak saya sudah mencapai 60 unit,” ujarnya.

Usaha yang makin berkembang membuat Made mendalami seluk-beluk pembuatan roti. Untuk itu, ia pun belajar membuat roti sendiri dengan citarasa yang telah diramunya sedemikian rupa di sebuah pabrik roti di bilangan Manggarai. Ternyata, roti olahan Made berikut bumbunya mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang selama ini menjadi pelanggannya. Mereka merasa burger Made bercitarasa Indonesia alias bisa diterima oleh lidah Melayu.
[ Pak Made Ngurah Bagiana ]
Untuk pengembangan usahanya, Made pun menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Untuk pengadaan tepung terigu misalnya, dia bekerja sama dengan Bogasari, sedang untuk daging, dia bekerja sama dengan Bob Sadino yang memang secara khusus membuatkan daging untuk usahanya. "Kepada Pak Bob saya memaparkan keinginan saya ingin daging yang punya rasa berbeda, maka Pak Bob pun membuatkannya," tambah Made lagi seraya menambahkan, nama "Edam" pemberian Bob yang kalau dibaca dari kanan-ke kiri menjadi "Made". "Saya bernama Made, istri saya pun Made, oleh Pak Bob, diberi nama "Edam" yang artinya, ya, Made kalau dibaca dari kanan..ha..ha..," kata Made yang kini laris jadi pembicara di seminar-seminar.
Tabungan Investasi

Saturday, June 6, 2009

Bersama Menebar Rahmat- Forum TDA Depok -

Tgl 6 Juni 2009 kemarin saya sempat mengikuti forum TDA Depok dengan pembicara Pak Nasrullah, Owner "The Orchid Realty" dan Pak Kusnadi, Owner Ayam Bakar Pakuan. Menurut jadwal Ustadz Lihan, owner berbagai macam usaha akan hadir, tapi karena alasan kesehatan beliau tidak bisa hadir di talkshow ini.
[Pak Nasrullah (kiri), Pak Kusnadi (kanan)]
Pembicara pertama adalah Pak Kusnadi. Beliau Owner Ayam Bakar Pakuan, mantan Konsultan Bapenas, tukang Roti dan tukang mie ayam gerobak keliling yang telah merasakan dahsyatnya bimbingan dari Allah SWT ketika mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, dari konsultan bappenas yang sibuk, beralih menjadi pengusaha roti yang berhasil, tiba2 jatuh bangkrut pada saat baru saja menikah dan sudah mempunyai anak, langsung banting setir menjadi penjual mie ayam gerobak yang setiap harinya harus bangun tidur sebelum subuh, mempersiapkan semua bahan baku sampai mendorong gerobak mie ayamnya ke lokasi jualan (kepalanya beberapa kali terluka terkena gerobaknya) yang beliau tekun lakoni selama 1 tahun lebih, hingga akhirnya bisa memiliki kios sendiri.

Menurut beliau bisnis adalah keyakinan/aqidah. Kita tidak usah takut berbisnis, tapi harus benar-benar yakin. Beliau juga menyampaikan tentang pentingnya intuisi, karena intuisi 5000 kali lebih dahsyat dari logika. Nah, menurut beliau intuisi dapat diasah dengan memperbanyak shalat malam dan berdoa.

Pembicara kedua yaitu Pak Nasrullah. Beliau Owner "The Orchid Realty" Developer Syariah pertama di Indonesia (versi Metro TV), Anggota pengurus MUI (Majlis Ulama Indonesia) Kota Depok (2009-2014), Founder Spiritual Entrepreneurship dan juga Praktisi NLP.

Dengan gaya bicaranya sebagai motivator, beliau menyampaikan pandangan yang menurut saya sebuah terobosan baru dalam motivasi bisnis. Menurut beliau bisnis bermula dari "memuliakan". Bahwa bisnis bukan hanya semata-mata pertukaran uang dengan barang, tapi esensinya yaitu melayani customer dengan memuliakannya sepenuh hati.

Belau juga menyampaikan tentang pentingnya visualisasi untuk mewujudkan "dream" kita. Bagi umat Islam dzikir dan doa adalah salah satu bentuk visualisasi dari cita-cita kita.

Beliau menyampaikan step-step dalam menuju bisnis sbb:
- Berangkatlah dari minat & bakat. Temukan minat dan bakat anda, dan berangkatlah dari sana
- Pengetahuan dan jaringan. Asahlah pengetahuan bisnis yang kita tekuni dan perluas jaringannya.
- Karekter dan tujuan
- Need dan Wants
- Nilai komponen dan nilai invesasi. Nilai komponen berarti membangun "brand" sedangkan nilai investasi yaitu menutupnya dengan properti.


Kedua pembicara menekankan pentingnya berbagi atau bersedekah. Katanya, bersedekahlah sampai kita merasa bergetar, maka duniapun akan bergetar.