Wednesday, January 19, 2011

Bahan Bakar Premium akan Dibatasi, Peluang Usaha Apa yang akan Booming?


Pemerintah sedang menggodok kebijaksanaan untuk membatasi penggunaan bahan bakar premium untuk kendaraan roda empat. Hal ini didorong oleh semakin besarnya beban pemerintah dalam menanggung biaya subsidi BBM yang setiap tahun terus mengalami kenaikan. Di sisi lain harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan harga.

Kebijakan tersebut kalau jadi diterapkan akan berlaku untuk daerah Jabodetabek sekitar Maret-April tahun in (2011). Lantas peluang bisnis apa yang akan muncul terkait dengan dampak dari diterapkannya kebijakan ini? Mari kita lihat.

Pertama kita lihat sasaran yang ditembak oleh kebijakan di atas, yaitu pengguna kendaraan roda empat. Khususnya pengguna mobil menengah ke bawah yang sudah biasa menggunakan premium jelas akan terpukul. Akibatnya diperkirakan orang yang beralih ke kendaraan roda dua alias motor akan meningkat. Sehingga bisnis yang berhubungan dengan motor (dealer, sparepart, bengkel)masih akan terus cerah.

Kemudian pengguna mobil yang enggan beralih ke motor mau tidak mau harus memperirit kendaraannya, yaitu dengan memasang alat tertentu di mobilnya. Permintaan alat pengirit bensin diperkirakan akan meningkat.

Selain itu juga pencarian alternatif BBM berupa BBG akan booming kembali seperti beberapa tahun lalu waktu harga minyak dunia meningkat. Mobil bensin bisa diubah menjadi mobil BBG dengan memasang konverternya. Akankah permintaan alat konverter ke BBG ini juga meningkat? Problemnya adalah masih kurangnya infrastruktur yang menunjang BBG ini seperti SPBU dan tenaga ahli pemasangan BBG.

Itulah beberapa peluang bisnis yang diperkirakan akan meningkat permintaannya dengan diterapkannya kebijakan pembatasan penggunaan bahan bakar premium.

Masih ada waktu untuk menangkap peluang ini

10 Alasan Menjadi Pengusaha Mandiri


Banyak orang memilih terus menjadi eksekutif ketimbang menjadi
entrepreneur. Alasannya, kerap sangat klasik dan sederhana. Tak mau
repot, tak punya modal, atau takut gagal. Ada juga yang memilih terus
menjadi eksekutif karena merasa sudah mapan dengan posisi tersebut.

Yang menarik, mereka yang punya ketakutan seperti itu seringkali belum
pernah mencoba sama sekali untuk membuka bisnis serta menjalani usaha
mandiri. Atau, baru mencoba satu, dua kali, tak memperoleh return
seperti yang diharapkan, putus asa, lalu memilih menghentikan usahanya.

Padahal, mencoba menjadi entrepreneur-dalam konteks tulisan saya,
pengusaha muda-merupakan tantangan yang mengasyikkan. Tentu saja,
jadilah pengusaha muda yang smart dan profesional. Jangan pernah
berpikir untuk menjadi 'pengusaha yang hitam'. Apalagi, itu dicapai
melalui jalan pintas, dengan cara-cara yang tak etis -misalnya, korupsi,
kolusi, suap dan semacamnya.

Percayalah, energi-baik tenaga maupun biaya - yang kita keluarkan untuk
menjadi pengusaha muda yang smart dan profesional, dengan menjadi
konglomerat hitam, akan sama besarnya. Tapi, hasil yang diperoleh akan
jauh bertolak belakang.

Semakin ditekuni, entrepreneur yang berkarakter smart dan profesional,
hampir dipastikan bakal menuai kesuksesan. Sedangkan sekali saja kita
terjerumus pada praktik bisnis hitam-apalagi kalau dilakukan
berkali-kali - penjara, baik dalam arti kata sesungguhnya amupun kiasan,
bakal menjadi tempat kita menghabiskan masa tua.

10 Alasan
Ada 10 alasan, sebaiknya kita mulai mencoba menjadi pengusaha mandiri.

Pertama, dengan menjadi pengusaha mandiri, kita akan bebas menentukan
nasib sendiri. Kalau kita ingin cepat sukses, ya perlu bekerja ekstra
keras. Kalau memilih lebih santai, juga bisa. Tergantung selera saja.

Kedua, tak terikat jam kerja. Barangkali, sebagai eksekutif sebuah
perusahaan besar yang berkantor di pusat bisnis Jakarta, kita kerap
jenuh dengan rutinitas kerja yang bersiklus nine to five. Apalagi, itu
harus dilakukan dengan kemacetan Jakarta yang amat menjengkelkan. Dengan
usaha mandiri, kita bisa mengatur sesuka hati jam kerja. kita juga bisa
mengambil cuti kapan pun.

Ketiga, ide yang menumpuk di kepala bisa langsung diimplementasikan
menjadi bisnis yang mungkin amat potensial. Ini, sulit dilakukan para
eksekutif. Walaupun kita bekerja di sebuah korporasi yang amat besar,
kita hanyalah "sebuah sekrup kecil dari sebuah mesin raksasa."

Keempat, persoalan modal. Ini memang kerap menjadi ganjalan bagi
seseorang untuk menjadi pengusaha muda. Padahal, untuk memulai tak
selamanya membutuhkan modal berupa uang dalam jumlah besar. Ingat modal
utama pengusaha muda adalah integritas, konsep bisnis, atau ide
cemerlang, ditambah jaringan perkawanan yang luas, yakinlah itu saja
sudah cukup. Dari sini, biasanya dukungan akan mengalir.

Ingat jangan cepat-cepat pinjam uang jika itu tidak sangat benar-benar
dibutuhkan.

Kelima, yang harus dipahami, perlu 'mental pengusaha', yaitu ketekunan
ekstra untuk menjadi pengusaha muda. Karena di awal usaha, biasanya
pasti muncul kendala-apa pun bentuknya. Jalani saja! Yakinlah, semua
persoalan akan tereliminasi dengan semakin berpengalamannya kita
menekuni bisnis tersebut. Kalau ada pepatah yang mengatakan 'tua-tua
keladi, makin tua makin menjadi', maka bagi kita, yang pas adalah 'makin
tua makin menghasilkan.'

Keenam, bagaimana kalau gagal? Itu memang risiko setiap usaha. Jika kita
berpikir pasti gagal, kita pasti akan gagal! Jika kita berpikir pasti
sukses, kita pasti sukses! Potensi kegagalan bisa diminimalisasi, jika
kita cermat dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, sebelum
memulai usaha.

Yang perlu diingat, rata-rata sebuah usaha mandiri baru bisa dilihat
hasil konkret setelah lima tahun. Walau, ada juga yang lebih cepat atau
lebih lama dari kalkulasi itu. Biasanya, setelah lima tahun usaha kita
akan mulai stabil. Dalam situasi itu, kita tinggal mengatur
akselerasinya - kapan harus direm, atau kapan musti dipercepat.

Ingat, hasil usaha haruslah wajar, selebihnya jika serakah akan menjadi
'gambling'. Ini yang sering kali menghancurkan kita.

Ketujuh, sebagai pengusaha muda yang mandiri, tentu saja kita tak perlu
takut dipecat. kita juga tak harus khawatir akan kehilangan jabatan,
lalu melakukan politik di kantor, setiap kali menjelang RUPS.

Kedelapan, sebagai pengusaha muda yang mandiri, kita akan selalu menjadi
'kepala' di perusahaan. Walau sekecil apa pun bisnis kita. Ini, tentu
lebih nikmat ketimbang menjadi 'ekor' -- seberapa pun besarnya -- di
perusahaan milik orang lain.

Kesembilan, dengan memiliki sendiri sebuah usaha, kita tak akan pernah
menjadi pensiunan. Kecuali, kalau memang kita ingin menyerahkan semua
kepemilikan dan pengelolaan usaha yang kita rintis kepada orang lain.

Kesepuluh, kita bisa menikmati kebebasan finansial. Meski tak mesti
harus menjadi konglomet. Ingat, jangan ingin cepat kaya, karena pasti
akan terjungkal. Dan memang, sebaiknya kita jangan mengelola usaha
dengan terburu-buru. Pertahankan 'life style kita'. Hiduplah sederhana,
dengan kebebasan finansial, pasti terasa lebih nyaman.

Jadi, mengapa harus menunggu? Ubah paradigma kita! Mulailah menjadi
pengusaha, sekarang!!

Oleh Cristovita Wiloto
Managing Partner Wiloto Corp. Indonesia
Sumber: Bisnis Indonesia


Apakah anda ingin belajar menjadi pengusaha mandiri?
Silakan hadiri BOP (Business Opportunity Presentation)yang diadakan di kantor Tom Agency. Info lengkap klik di sini